Kata-kata hikmah

Jumat, 20 Agustus 2010

PENGANTAR ILMU MUSTHALAH HADITS

نُبذة تاريخية عن نشأة علم المصطلح والأطوار التي مر بها
RINGKASAN SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU MUSTHOLAH HADITS DAN TAHAPAN-TAHAPAN YANG DILALUINYA
... يُلاحظ الباحث المتفحص أن الأسس والأركان الأساسية لعلم الرواية ونقل الأخبار موجودةٌ في الكتاب العزيز والسنة النبوية فقد جاء في القرآن الكريم قوله تعالى : " يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن جَاءكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَأٍ فَتَبَيَّنُوا " سورة الحجرات آية 6 . وجاء في السنة قوله صلى الله عليه وسلم : " نضر الله امرأ سمع منا شيئا فبلغه كما سمعه فرب مبلغ أوعى من سامع " الترمذي ـ كتاب العلم ـ وقال عنه حسن صحيح وفي رواية " فَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ إِلَى مَنْ هُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ وَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ لَيْسَ بِفَقِيهٍ " (رواه أبو داوود وابن ماجه)
…Mencermati pembahasan yang mendetail bahwa dasar-dasar dan rukun-rukun yang paling asasi untuk ilmu periwayatan dan pemindahan hadits, sebenarnya terdapat didalam Kitabullah dan sunnah Nabawyah. Maka telah datang didalam Al-qur'an Allah ta'ala "Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka mintalah penjelasan" QS.Al-hujurat ayat 6.) Dan telah datang sabdanya Shollallohu 'alai wasallam " semoga Allah mencerahkan wajah seseorang yang telah mendengar suatu hadits dariku, kemudian ia menyampaikannya seperti apa yang ia dengar, terkadang orang yang disampaikan lebih faham dibanding dengan orang yang mendengar (langsung dari Nabi Shollallohu 'alaihi wasallam) HR.At-tirmidzi Kitab Ilmi- Hasan Shohih. Dalam sebuah riwayat " Terkadang pembawa fiqh (ilmu) menyampaikan kepada orang yang lebih faham darinya (dikarenakan ia mampu beristinbad dengan ilmu tersebut-pent), dan terkadang pembawa fiqh (ilmu) bukanlah orang faqih (mampu beristinbad/mengambil kesimpulan dengan ilmunya-pent) HR.Abu dawud
ففي هذا الآية الكريمة وهذا الحديث الشريف مبدأ التثبت في أخذ الأخبار وكيفية ضبطها بالانتباه لها ووعيها والتدقيق في نقلها للآخرين.
Maka didalam ayat Al-qur'an dan hadits yang mulia ini adalah dasar pengecekkan/verifikasi/pemastian didalam pengambilan hadits dan tata cara pengukurannya dengan perhatian pada hadits, memahaminya, mendetailkan (tidak menambah dan mngurangi) didalam memangqulkan/memindahkan kepada orang lain.
وامتثالا لأمر الله تعالى ورسوله صلى الله عليه وسلم فقد كان الصحابة رضي الله عنهم يثبتون في نقل الأخبار وقبولها ، لا سيما إذا شكوا في صدق الناقل لها ، فظهر بناء على هذا موضوع الإسناد وقِيمته في قبول الأخبار أوردها ، فقد جاء في مقدمة صحيح مسلم عن ابن سيرين : " قال لم يكونوا يسألون عن الإسناد ، فلما وقعت الفتنة قالوا سموا لنا رجالكم ، فينظر إلى أهل السنة فيؤخذ حديثهم وينظر إلى أهل البدع فلا يؤخذ حديثهم (مقدمة صحيح مسلم)
Dan sebagai realisasi perintah Allah ta'ala dan Rosulullah shollalahu 'alai wasallam. Oleh karenanya para sahabat telah memastikan didalah hal memindahkan/memangqulkan hadits-hadits dan dalam hal menerima hadits, apalagi ketika mereka meragukan akan kebenaran orang yang memangqulkan hadits. Maka nampaklah struktur atas pembahasan isnad dan nilainya dalam hal penerimaan atau penolakan hadits. Telah datang didalam pembukaan shohih muslim dari ibnu sirin, ia berkata " dahulu mereka tidak bertanya tentang isnad, maka ketika terjadi fitnah ( terbunuhnya utsman bin 'affan), mereka bertanya" sebutkan pada rijal/perowi-perowi kalian kepada kami "". jika dilihat perowi itu dari ahli sunnah, maka diambil hadits mereka, dan jika diperiksa dia ahli bid'ah maka hadits mereka tidak diambil (muqoddimah shohih muslim).
وبناء على أن الخبر لا يقبل إلا بعد معرفة سنده فقد ظهر علم الجرح والتعديل ، والكلام على الرواة ، ومعرفة المتصل أو المنقطع من الأسانيد ، ومعرفة العلل الخفية ، وظهر الكلام في بعض الرواة لكن على قلة ، لقلة الرواة المجروحين في أول الأمر .
dan terbentuklah bahwa khabar/hadits tidak diterima kecuali setelah mengetahui sanadnya, kemudian muncul ilmu jarh wa ta'dil ( ilmu yang menbahas tentang cacatnya perowi dan adilnya perowi ), dan pembicaraan atas para perowi, dan mengetahui tersambung dan terputusnya isnad, mengetahui penyakit (hadits) yang tersembunyi, dan muncul pembicaraan tentang sebagian perowi, tetapi masih sedikit, karena sedikitnya perowi yang tercela dimasa awal ( pada tobaqot tabi'in dan tabi'u at-tabi'in )
... ثم توسع العلماء في ذلك حتى ظهر البحث في علوم كثيرة تتعلق بالحديث من ناحية ضبطه وكيفية تحمله وأدائه ، ومعرفة ناسخه من منسوخه وغريبه وغير ذلك ، إلا أن ذلك كان يتناقله العلماء شفوِياً .
Kemudian semakin meluas para ulama dalam hal pembahasan hadits, sehingga muncul berbagai ilmu-ilmu yang berkenaan dengan hadits dari sisi dhobtnya/regulasinya, cara pengambilan dan penyampaian hadits, mengetahui nasikh dan mansukhnya, asingnya dan selainnya, hanya saja saat itu para ulama memangqulkannya secara lisan/verbal
... ثم تطور الأمر وصارت هذه العلوم تكتب وتسجل، لكن في أمكنة متفرقة من الكتب ممزوجة بغيرها من العلوم الأخرى كعلم الأصول وعلم الفقه وعلم الحديث ، مثل كتاب الرسالة وكتاب إلام للإمام الشافعي .
…Kemudian berkembang perkara ini dan jadilah ilmu-ilmu ini (hadits) ditulis dan dicatat, namun tersebar di tempat-tempat yang terpisah dari kitab-kitab yang digabung dari selain ilmu hadits, yakni cabang ilmu-ilmu lain, seperti ilmu ushul dan ilmu fiqh dan ilmu hadits, contohnya kitab Ar-risalah dan Al-Umm karya imam Syafi'i
... وأخيرا لما نضجت العلوم واستقر الاصطلاح ، واستقل كل فن عن غيره ، وذلك في القرن الرابع الهجري ، أفرد العلماء علم المصطلح في كتاب مستقِل ، وكان من أول من أفرده بالتصنيف القاضي أبو محمد الحسن بن عبدالرحمن بن خلاد الرَامَهُرْمُزي المتوفي سنة 360هـ في كتابه "المحدث الفاصل بين الراوي والواعي" : وسأذكر أشهر المصنفات في علم المصطلح من حين إفراده بالتصنيف إلى يومنا هذا .
… Akhirnya ketika telah matangnya ilmu dan telah tetapnya peristilahan, dan disendirikannya masing-masing cabang ilmu dari selainnya, dan itu terjadi di abad ke-empat hijryah. Ulama mennyendirikan ilmu mustholah didalam kitab tersendiri. Dan termasuk orang yang pertama memisahkannya dengan penulisan ilmiah adalah Al-qodhi Abu Muhammad Al-hasan bin abdirrohman bin Khollad Ar-romahurmudzi, meninggal tahun 260 Hijriah, didalam kitabnya " Al-muhaddits al-fashil baina ar-rowi wa al-wa'I" dan saya akan menyebutkan kitab penyusunan ilmiah tentang ilmu Mustholah Hadits sejak periode disendirikannya kitab penulisan (ilmu hadits) hingga saat ini.
Dinukil dari Kitab Taisir Mustholah Hadits oleh Doktor Mahmud Tohhan Halaman 9-10
يسير مصطلح الحديث
بقلم الدكتور محمود الطحان
أستاذ الحديث بكلية الشريعة والدراسات الإسلامية
جامعة الكويت

0 komentar:

Posting Komentar

 




Al-faruq Copyright © 2010 Blogger Template Sponsored by Trip and Travel Guide