Hari kedua berpisah dengannya untuk pelatihan, Terasa sangat berat.. Semua di jalani sendiri...
Teringat pertanyaan seorang ikhwan yang ingin menikah lagi karena kesibukan istrinya yang terlalu banyak.. kembali ku bertanya bagaimana jika kita berada di posisi sebaliknya?.. Disaat istri sangat membutuhkan kita tapi kita tidak ada untuk mereka.. Apakah sempat ada di fikiran mereka untuk menikah lagi?
Sempatkah kita terfikirkan akhi?
Akhi, taukah engkau Mengapa begitu banyak laki-laki yang harus terluka ketika ditinggalkan wanita..?
Karena wanitalah sosok pelindung yang sesungguhnya akhi, Yah dibalik kelembutan dirinya dialah sosok yang pertama melihat kita apa adanya..
Ibu...
Istri...
Merekalah wanita yang tidak akan menolak kita di saat kita membutuhkan mereka.. Merekalah sosok pertama yang akan mempercayai kita. Mereka tidak akan menuntut banyak jika kita bersalah...
Karena mereka merasa kita melindunginya... padahal bisa jadi itu sebaliknya..
Mungkin antum bilang, Wanita itu cengeng.. Akan menangis jika menghadapi masalah.. dan itu sangat mengganggu..
Tapi sungguh akhi, aku sangat suka ketika wanita menjadi cengeng..
Karena disaat seperti itulah kita merasa sangat dibutuhkan,
Karena disaat seperti itulah kita bisa menjadi pahlawan buat mereka,
Karena disaat seperti itulah kita diuji untuk menjadi pendengar yang baik..
Bagaimana sosok wanita itu dikatakan lembek akhi..?
Ketika begitu tegarnya dia menyembunyikan masalah yang terjadi dirumah ketika kita pergi kerja dan berdakwah..
Begitu inginnya dia menjaga diri kita dari rasa khawatir..
Apakah mereka pantas di sebut lembek?
Dan sekarang antum mencari penggantinya karena dia terlalu sibuk di luar rumah..
Tidakkah kita tidak bercermin dahulu,.. Bagaimana jika kita adalah dia?
Cintailah wanita karena akhlaknya.. Dan Beritahulah dia atas kesalahan yang dia lakukan..
Karena engkau,
Mereka adalah sebuah nikmat yang diciptakan dari dan untuk kaum adam maka terimalah nikmat itu apa adanya..
فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
“Nikmat Rabb-mu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar Rahman: 13)Abu Rizqullah 'ilm
0 komentar:
Posting Komentar